Sabtu, 29 Mei 2010

PUISI

Puisi Kepada Jerawat
Jerawat - oooh jerawat
Kau tumbuh subur menutupi Jidat
Kau buat mukaku terasa pekat
Jika kupijat mukaku langsung pucat

Jerawat - oooh jerawat
Karena kau hari-hariku terasa berat
Karena kau mukaku seperti tak terawat
Jika ku berkaca ingin rasanya cermin ku sikat

Jerawat - oooh jerawat
Kau terus bertambah seolah menjerat
Kau bisa menyebabkan aku berbuat nekat
Jika kubiarkan mukaku pasti sekarat

Jerawat - oooh jerawat
Kini tampangku semakin berkarat
Kupencet satu timbul empat
Kupencet di jidat timbul di pantat

Dasar jerawat!!



Rahasia Seorang Pembalap
Seorang Wartawan yang penasaran menyelidiki sebab mengapa Bungsu yang Ganteng akhir-akhir ini selalu menang dalam setiap perlombaan Balap Mobil atau Reli Mobil di Tanah Air. Padahal kemampuannya, yaaaah....sedang-sedang saja.

Ternyata di dekat Spedometer mobil balap milik para pesaing, seperti Tinton Soeprapto, Helmy Sungkar, Chandra Alim, dan Ricardo Gelael tertempel secarik kertas dengan tulisan : " Jangan coba-coba melewati gue kalau lu masih berharap dapat proyek ", yang dibubuhi tanda tangannya.Ha..ha..ha









Penjumlahan Umur 70th
Seorang anak cewek berkata kepada shohibnya.

Ani: "Ar.. ada temen gue naksir lo."

Ari: (Dengan rasa bangga) "Oooohhh yaaa...."

Ani: "iya, tapi dia tanya umur lo berapa."

Ari: "Truss...truss..."

Ani: "Gue bilang dari cara pakaian lo seperti 19th, kulit lo seperti 17th, senyum lo seperti 18th, muka lo seperti 16th, jadi klo ditotal umur lo 70th...."

Ari: "Huehuehuehuehue...."


Kelelawar Beda Jurusan dengan Tikus
Malam itu di sebuah got ada seekor ibu tikus dan seekor anak tikus, Mereka sedang mengobrol di pinggir got.

Anak tikus melihat seekor kelelawar terbang di atasnya dan kemudian bertanya pada ibu tikus.

"Ibu, apa itu yang di atas?"

Sang ibu tikus pun menjawab, "Ooo ..., itu kelelawar namanya ...."

Si anak tikus pun bertanya lagi, "Kok wajahnya mirip kita?"

Sang ibu menjawab, "Sebenarnya kelelawar itu masih sebangsa dengan kita ..., tapi dia ambil jurusan penerbangan...!!!"






Indonesia Lebih Canggih
Seorang bapak dari pulau Samosir (Tapanuli Utara), walau hanya seorang petani miskin didesanya, berhasil menyeberangkan putranya 'Ucok' sehingga tamat dari satu perguruan tinggi terkemuka di Jakarta. Setelah berhasil meraih gelar insinyur Ucok bekerja di satu perusahaan swasta di Jakarta.

Setahun kemudian atas sponsor perusahaan Ucok mendapat tugas belajar di Negeri Sakura.

Sepulang dari Jepang, Ucok mengambil cuti bermaksud menemui orangtuanya di kampung. Si bapak sangat berbangga hati, Ucok putranya, telah menjadi 'orang'. Oleh si bapak semua keluarga dekat diundang untuk makan malam bersama; ingin memperlihatkan rasa "besar hatinya' pada semua sanak keluarga. Sambil makan si bapak bertanya pada Ucok sekalian ingin memberitau pada sanak keluarga atas keberhasilannya menyekolahkan Ucok. Si bapak bertanya dengan logat Bataknya yang khas.

Bpk. :"Ucok, selama ini kau sekolah dan sekarang sudah menjadi insinyur dan telah pula pergi ke negeri Zepaang, coba kau ceritakan pada kami-kami ini apa-apa sazzaa yang kau lihat di Zepang itu, biar kami tau..".
Ucok :"Ach bapak ini. Banyaklah yang ku liat.. Negeri Zepang itu mazzuu sekali pak, tidak seperti negeri kita ini..".
Bpk. :"Mazzuu bagaimana Ucok, cobalah kau ceritakan biar kami tau..".
Ucok :"Di Zeppang itu pak.. kapas kita masukkan keluar kain, besi kita masukkan keluar mobil".
Bpk. : (karena Ucok tidak bercerita tentang keberhasilannya agar si bapak merasa bangga di depan mata orang ramai, dengan nada kesal si bapak berucap): "Mazzam-mazzam saja kau ini Ucok!, bukan itu yang aku maksudkan. Kalau soal masuk-memasukkan itu, sudah lamanya aku tau.. Kumasukkan ini (?-red) keluar kau...!."














Presiden yang ke Tujuh
Seorang guru bertanya kepada muridnya: "Anak-anak, Presiden Habiebie adalah presiden kita ke berapa ?"

Semua menjawab: "Ketiga bu guruuuuuu…"

Kecuali seorang anak bernama Deden Bolot, dia menjawab: "Ketujuh bu guruuuuuu…"

Semua memandang Deden Bolot dengan heran.

Kemudian Bu gurunya bertanya lagi: "Coba Deden Bolot sebutkan satu persatu."

Deden Bolot: "Pertama Sukarno bu Guru."

Bu Guru: "Lalu ? "

Deden Bolot: "Suharto bu guru."

Bu Guru: "Lalu ? "

Deden Bolot: "Suharto, Suharto, Suharto, Suharto, baru Habiebie bu Guru".

Bu Guru : "???" (mikir…)







Dokter Gigi
Pak Tarto dokter gigi kondang soko desa Tjutuk Manuk Randublatung wis kaloko dadi dokter gigi sing mumpuni. Loro untu opo wae pasti cespleng, untu krowok, untu pecah, untu gapuk, untu berlubang pasti mari. Isuk kuwi ketamon pak Kuntjung sing rambute koyo Ronaldo pemain bal soko Brasil sing juara bal-2-an sak donyo.

"Kulo nuwun pak dokter untu ..... eeehh dokter gigi."
"Monggo pak Kuntjung ... kulo aturi lenggah rumiyin"

Sak wise sak untoro wektu pak dokter metu karo nggowo uborampe.
"Sakit menopo pak ?" Takonne dokter Tarto

"Niki lho pak dokter ... untu kulo niki sedut senut penjenengan tingali rumiyin."

Sakwise diprikso doktere ngomong "Lah niki kedah dicabut pak"

"Pinten pak ongkose ?" Takon pak Kuntjung nggenahke

"Anu pak ... niki kenging arto go jing."
"Go jing niku pinten ?"
"Go jing ... niku gangsal ewu pak."
" Ngaten pak .... uwun sewu ... kulo gadah arto namung kalih ewu; ingkang tigang ewu kulo sukani kalih mendo (wedus) kulo, dene mendo kulo reginipun satus seket ewu, mbenjing wulan ngajeng wedus kulo ingkang meteng meniko medal cempe nipun, pramilo kulo aturi ngetung rumiyin menggah saenipun dados pak dokter gadah utang dateng kulo satus patang puluh pitu ewu."
"Ngaten pak Kuntjung .... saenipun untu ingkang ngandap kulo cabut gangsal, dene ingkang nginggil kulo cabut sedoyo, dene sisanipun bade kulo cabut ngenjing, dados impas bapak mboten utang kulo mboten utang"

Pak Kuntjung nesu, rai bang ma-wingo-2 kuping megar, cangkem ngiler

"Lhadalah pak dokter kurang ajar, mosok kulo ompong ngaten mendingan ora duwe wedus, katimbang mung iso ngemut thok."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar