Selasa, 25 Oktober 2011

Islam dan Ilmu Pengetahuan

Kita pasti sudah mendengar istilah algoritma. Tapi tahukah siapa penemunya? Kebanyakan orang jika diberi sebuah pertanyaan: Siapa penemu teori: “kuadrat sisi terpanjang dari sebuah segitiga akan sama dengan jumlah kuadrat dari sisi-sisi pendeknya”? Dengan penuh keyakinan mereka akan menjawab:Itu adalah Teori Phytagoras dengan penemunya Phytagoras. Tapi tahukah anda? Sebenarnya teori tersebut bukanlah murni ditemukan oleh phytagoras, sebenarnya teori tersebut sudah ditemukan jauh sebelum phytagoras lahir. Sangat ironis jika kita dengan mudah mengingat Enstein dengan teori relativitasnya, Hubble dengan teori big bangnya, Newton dengan hukum gaya-gaya dalam fisikanya. Tapi tahukah anda siapa penemu angka nol, penemu trigonometri, Istilah Farmasi, dan pencipta Globe? Sungguh mereka adalah saudara kita, mereka adalah umat muslim. Dan masih banyak lagi penemuan-penemuan yang berpengaruh di dunia yang ditemukan oleh ilmuwan muslim, tetapi kebanyakan orang Islam terutama orang awam tidak mengetahui bahwa Ilmuwan-Ilmuwan muslim banyak berjasa dalam Ilmu pengetahuan. Mereka seolah-olah tertutup oleh “kebesaran” ilmuwan barat yang jika di teliti dan dikaji lebih dalam, kebanyakan dari mereka mengambil ide-ide serta gagasan dari Ilmuwan muslim. Bahkan sebagian Ilmuwan barat sudah mengakui hal itu. Berikut adalah kisah singkat beberapa ilmuwan muslim yang terkenal:

1.
Al Khawarizmi (780-848 M) Bapak Al jabar, penemu angka nol
Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa Al Khawarizmi.
Kepandaian dan kecerdasanya mengantarkanya masuk ke lingkungan Dar-al Hakam (Rumah Kebijaksanaan) yang didirikan oleh Harun Ar Rasyid dinasti Abbasiyah. Karya-karya Khawarizmi di bidang matematika memang banyak mengacu pada buku aljabar karangan Diophantus (250 SM) dari Yunani. Namun dalam meneliti buku-buku aljabar tersebut Khawarizmi menemukan beberapa kesalahan dan permasalahan yang masih kabur. Oleh sebab itu menurut Gandz, matematikawan barat dalam bukunya “The Source of Al-Khwarizm’s Algebra” Khawarizmi lah yang lebih berhak mendapat julukan Bapak Aljabar dibanding Diophantus, karena dialah orang pertama yang mengajarkan aljabar dalam bentuk elementer serta menerapkanya dalam hal-hal yang berkaitan denganya. Dalam bukunya beliau juga memperkenalkan kepada dunia Ilmu Pengetahuan angka 0 (nol) dalam bahasa arab disebut juga Sifr. Sebelum Khawarizmi menemukan angka 0 para Ilmuwan mempergunakan abacus, semacam daftar yang menunjukan satuan, puluhan, dst. Tetapi hitungan seperti ini tidak mendapat respon yang baik dari para ilmuwan barat dan mereka lebih tertarik menggunakan ragam al binji (daftar angka arab termasuk nol). Dengan demikian angka nol baru dikenal dan digunakan bangsa barat sekitar 250 tahun sesudah ditemukan Khawarizmi. Di dunia barat, Ilmu Matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya Khawarizmi daripada karya para penulis dari abad pertengahan. Masyarakat modern saat ini berhutang budi kepada Al-Khawarizmi. Notasi penempatan bilangan basis 10, penggunaan bilangan irasional dan diperkenalkanya konsep aljabar modern, membuatnya layak menjadi figur penting dalam bidang matematika dan revolusi perhitungan di abad pertengahan di daratan Eropa. Dengan penyatuan matematika Yunani, Hindia dan mungkin babilonia teks aljabar merupakan salah satu karya Islam di dunia Internasional.
2.
Al-Battani (858-929) Ahli Astronomi dan Bapak trigonometri
Al-Battani adalah ilmuwan dari Irak. Dialah ahli astronomi terbesar di kalangan orang Arab. Le Lande Ahli Astronomi besar dari perancis mengatakan bahwa Al-Battani termasuk salah seorang dari 20 astronomi dalam sejarah manusia. Prof. Dr. George Sarton dalam bukunya sejarah Alam Semesta bahwa Al-Battani merupakan ahli astronomi paling besar, paling bagus sedangkan di zamanya belum ada alat-alat Astronomi canggih seperti sekarang. Dalam bidang Ilmu pasti al-Battani adalah orang yang pertama kali memasukan sinus dan cosinus dalam ilmu pasti. Dia menggunakan sinus dan cosinus sebagai ganti hypotenause yang banyak digunakan oleh ilmuwan Yunani. Sehingga sebagian Ilmuwan barat menyebutnya sebagai bapak trigonometri.Selain itu dia juga menemukan hukum segitiga samasisi, memecahkan berbagai persoalan hitungan ala Yunani dengan cara menggunakan ilmu ukur untuk mengetahui detil ukuranya. Belau juga ahli dalam bidang Ilmu falak yang brilian. Al-Battani sudah menggunakan metode dan alat teropong yang jauh lebih maju daripada yang dimiliki Yunani. Hitungan yang dipergunakan juga jauh lebih maju daripada yang dipergunakan orang Yunani termasuk hitunganya dalam berbagai segitiga yang juga belum dikenal oleh mereka.
3.
Abbas bin Farnas (wafat 887M)
Abbas bin Farnas dijuluki “orang bijak Andalusia”. Hal itu mungkin Disebabkan oleh kesibukanya di bidang kimia. Selain itu ia juga seorang ilumuwan yang sangat antusias melakukan penelitian ilmiah bahkan ia merupakan orang yang pertama kali berusaha untuk bisa terbang di udara. Beliau adalah orang yang pertama kali membuat kaca dari batu dan orang yang pertama kali pula membuat kristal. Hal yang paling terkenal ialah usahanya untuk terbang. Dia melekatkan bulu elang di tubuhnya kemudian membentuk dua buah sayap . Dia melompat dari tebing yang tinggi terbang beberapa detik kemudian jatuh ke tanah. Sangat menakjubkan dia selamat!
4.
al-Idrisi (1100-1166 M)
al-Idrisi adalah orang yang berusaha menggabungkan antara ilmu bumi dan ilmu falak. Dalam bukunya Nuz-hah al-Mustaq al-Idrisi mengulas bumi secara singkat. Al-Iddrisi adalah geographer yang meyakini bahwa bumi berbentuk bulat, al-Idrisi secara gemilang membuat globe dari perak. Dalam globe itu al-Idrisi menggambarkan 6 benua, dilengkapi jalur perdagangan, danau, sungai kota-kota utama, daratan, dan gunung-gunung. Tak hanya itu, globe yang dibuatnya juga memuat informasi jarak, panjang, dan tinggi secara tepat. Ini adalah ensiklopedia geografi yang berisi peta dan informasi mengenai Negara di eropa, Afrika, dan Asia yang pertama kali diterbitkan secara rinci.
Kemudian, Ilmuwan Islam Selain mereka berempat adalah Ibnu Khaldun yang mendahului filsafat sejarah Hegel dan kritik sejarah karl marx, Ibnu Battuta yang lebih luas penjelajahanya daripada Columbus. Laksamana Cengho, Umar Khayam, Ibnu Sina, al-Biruni, al-Farabidan serta dizaman sekarang ada Dr. Abdussalam peraih nobel di bidang fisika dan masih banyak lagi.
Jadi jangan berlebihan mengagung-agungkan Ilmuwan barat yang kebanyakan mereka hanya menguasai beberapa bidang. Ilmuwan-ilmuwan Islam juga patut dan seharusnya lebih dibanggakan daripada ilmuwan barat. Dan hal ini hendaknya mulai disosialisasikan di sekolah-sekolah. Jadi jangan sampai anak dan cucu kita besok tidak tahu siapa Ibnu Khaldun, Khawarizmi yang mereka bisa menguasai Ilmu-ilmu umum sekaligus Ilmu akherat tidak ketinggalan,tetapi anak cucu kita hafal sejarah biografi Enstein, Newton, Karl marx yang mereka hanya fokus dalam ilmu-ilmu dunia bahkan sebagian dari mereka adalah atheis.
Dengan kita seolah-olah tidak acuh dan tidak tertarik mencari tahu profil Ilmuwan-Ilmuwan Islam yang sebenarnya memberikan sumbangsih besar terhadap peradaban dunia tetapi malah membesar-besarkan Ilmuwan-Ilmuwan barat. Ini semakin nyata bahwa kaum muslim saat ini sedang terjajah mental oleh orang-orang Barat. Dan itu mengakibatkan umat Islam tidak bangga dengan keislamanya sendiri, bangsa Islam merasa selalu kalah dengan bangsa-bangsa barat, Umat Islam semakin minder dengan orang-orang kafir sehingga umat Islam tidak bisa meneruskan estafet dari Dinasti Abbasiyah dari segi Ilmu Pengetahuan berabad-abad lalu. Kapankah umat Islam kan maju? Jika umatnya sendiri merasa ”risih” dan tidak pede dengan keislamanya?? Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar